ini aku

ini aku
zaid hidayah al mujahidy

Sabtu, 05 Desember 2009

kemajuan kekuatan islam





pengarang namaku adalah zaid hidayah,tanggal lahirku 15 desember 1994.Dari kecil hobiku sngat banyak, mulai dari semua olah raga,music,internetan dan masih banyak lagi.Saat ini aku sekolah di smpit ihsanul fikri.Aku sangat suka sekali dengan kemajuan islam. Karena saat ini agama islam harus bangkit dari keterpurukan.'wahai singa singa allah, hancurkan orang kafir dengan taringmu.Robek tubuhmereka dengan cakarmu, semoga allah memberikan kebahagiaan untuk mu'.
















ALLAHUAKBAR







Kemajuan iran
Revolusi Islam Iran tahun 1979 adalah kebangkitan rakyat yang bersumberkan pada ajaran dan nilai-nilai Islam. Pasca
kemenangan revolusi, pemerintah bersama rakyat Iran bergotong-royong membangun kembali negerinya di berbagai
bidang. Islam sebagai agama yang sempurna dan komprehensif, selalu menekankan pentingnya mengembangkan ilmu
pengetahuan dan memajukan taraf hidup umat. Terkait hal ini, Islam mengajarkan dua prinsip utama, yaitu: pertama,
sikap mandiri dan tidak bergantung pada non-muslim, dan kedua adalah percaya diri dan bertawakkal kepada yang
Maha Kuasa untuk memajukan kehidupan umat muslim.
Kitab suci Al-Quran, dalam surat An-nisa ayat 141 menegaskan pentingnya kemerdekaan dan kemandirian umat Islam.
Al-Quran menuturkan, "...Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan
orang-orang mukmin". Ayat ini menunjukkan kepada kita bahwa masyarakat muslim dari segi politik, ekonomi, budaya,
militer, dsb, harus sedemikian kuat sehingga masyarakat non-muslim tidak mampu menguasainya. Ajaran luhur Islam ini
merupakan daya penggerak bagi kaum muslim untuk memutus ketergantungan mereka terhadap pihak lain dan
menentang penjajahan atas dirinya. Pesan kemandirian inilah yang selalu diperjuangkan Revolusi Islam. Sepanjang 29
tahun sejak kemenangan Revolusi Islam, Republik Islam Iran berhasil mencapai kemajuan besar di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi, politik, ekonomi, sosial, dan militer.
Sejak masa-masa awal kemenangan Revolusi Islam, masalah kemandirian di bidang ekonomi senantiasa menjadi
perhatian utama. Pasalnya, pada era pra-revolusi, akibat kesalahan fatal politik Rezim Pahlevi, menyebabkan Iran amat
bergantung dengan Barat, khususnya AS. Sebaliknya, pasca kemenangan Revolusi Islam, negara-negara Barat
berupaya menekan dan mengancam Republik Islam Iran dengan pelbagai cara, termasuk dengan menerapkan embargo
ekonomi. Karena itu, Iran pun berusaha mencapai kemandirian di bidang pertanian dan industri. Upaya ini bahkan terus
dilanjutkan, meski di saat Iran menjalani masa-masa sulit perang yang dipaksakan oleh Rezim Ba'ats, Irak selama
delapan tahun. Upaya tiada kenal lelah inipun, akhirnya membuahkan hasil yang membanggakan. Iran berhasil
mencapai swasembada gandum, sebuah komoditas strategis pertanian. Sejak tahun lalu, Iran bahkan sanggup
mengekspor hasil produksi gandumnya ke sejumlah negara. Begitu pula di berbagai komoditas pertanian lainnya. Iran
juga berhasil meraih kemajuan dengan menerapkan program mekanisasi pertanian.
Salah satu dampak buruk yang diwariskan sistem perekonomian Rezim Pahlevi dan masih berpengaruh hingga kini
adalah ketergantungan Iran terhadap pendapatan minyak bumi. Masalah ini membuat struktur ekonomi menjadi rapuh,
namun dengan usaha keras pemerintah Republik Islam Iran, ketergantungan terhadap pendapatan minyak pun perlahanlahan
mulai dibatasi. Sebagai misal, pada tahun 2007-2008 ini, komposisi pendapatan minyak dalam anggaran negara


Iran kurang dari 50 persen. Sebaliknya, dalam beberapa tahun terakhir pendapatan dari sektor non-minyak makin naik
secara signifikan. Berdasarkan sejumlah data, pendapatan Iran di sektor non-minyak pada tahun 2006 mengalami
peningkatan 47 persen atau sekitar 16 miliar USD. Peningkatan ini membuat situasi ekonomi Iran relatif bisa bertahan
meski harga minyak dunia mengalami fluktuatif.
Di sisi lain, untuk memanfaatkan secara optimal cadangan minyak, Iran berupaya meningkatkan produksi komoditas
petrokimia dan olahan minyak lainnya agar lebih bermanfaat dan bernilai. Sehingga pada periode 2007-2008, produksi
petrokimia Iran meningkat lebih dari 30 juta ton. Rencananya tiga tahun lagi, produksi di sektor ini akan ditingkatkan
menjadi 58 juta ton.
Salah satu produksi industri Iran yang berhasil diekspor sejak beberapa tahun terakhir adalah produk otomotif. Iran
mengekspor kendaraan penumpang dan barangnya ke berbagai negara seperti Syria, Turkmenistan, Afghanistan,
Azerbaijan, dan Venezuela. Iran juga menjalin kerjasama pembangunan pabrik mobil dengan sejumlah negara. Pada
tahun 2006, Iran mengeskpor lebih dari 30 ribu kendaraan senilai 350 juta USD. Pembangunan di bidang infrastruktur,
seperti pembangunan jalan, rel kereta api, jembatan, jalan tol dalam kota, dan kereta api bawah tanah (subway)
merupakan langkah pembangunan paling kentara pasca revolusi.
Kemajuan lain ekonomi Iran pasca Revolusi Islam adalah meningkatnya investasi asing, padahal Iran saat ini masih
berada di bawah tekanan sanksi ekonomi AS. Tahun lalu, investasi asing di sektor perminyakan, yang merupakan salah
satu bidang yang paling dikhawatirkan oleh AS, mengalami peningkatan sekitar 9 persen. Begitu juga di bidang gas,
tingkat eksplorasi, produksi, dan ekspor di bidang ini mengalami peningkatan signifikan. Pada bulan Februari ini, menteri
perminyakan Iran melaporkan adanya penemuan ladang gas baru dengan cadangan gas sebesar 11 triliun kaki kubik.


Iran adalah negara pemilik cadangan gas terbesar kedua di dunia, setelah Rusia. Selain itu, Teheran juga telah menjalin
beragam kontrak kerjasama di bidang gas dengan negara-negara lain. Sebagai contoh, baru-baru ini Iran dan Austria
menandatangani kontrak ekspor gas senilai 50 miliar USD dan kerjasama produksi gas dengan Malaysia senilai 16 miliar
USD.
Salah satu slogan utama Revolusi Islam Iran adalah meningkatkan taraf hidup rakyat, khususnya kalangan menengah
Indonesian Radio(new)
http://indonesian.irib.ir Powered by Joomla! Generated: 6 December, 2009, 07:31
ke bawah dan mewujudkan keadilan sosial. Karena itu, pemerintah Republik Islam Iran berusaha keras meningkatkan
taraf hidup masyarakat berpendapatan rendah. Terlebih khusus di era kepemimpinan Presiden Ahmadinejad, yang lebih
fokus untuk merealisasikan visi keadilan yang yang disuarakan oleh Revolusi Islam. Program kunjungan ke daerah


Presiden Ahmadinejad beserta kabinetnya merupakan upaya serius pemerintah untuk menyentuh secara langsung
persoalan rakyat di berbagai daerah sehingga bisa diupayakan tindakan yang lebih cepat untuk mengatasi persoalan
daerah. Selama dua tahun pertama masa kepemimpinannya, Presiden Ahmadinejad berhasil mengunjungi 30 propinsi.
Kini, di paruh kedua masa kepemiminannya, dia pun melaksanakan kembali rangkaian safari ke berbagai daerah untuk
menganalisa dan menindaklanjuti kebijakan sebelumnya.
Masih di bidang pembangunan keadilan sosial, Pemerintahan Ahmadinejad juga mengeluarkan program pembagian
'saham keadilan'. Lewat program ini, saham perusahaan-perusahaan negara dibagikan kepada kalangan masyarakat
berpendapatan rendah, sementara hasil keuntungannya akan dikembalikan lagi kepada mereka.


Dalam surat Al-Anfal ayat 60 kepada kaum muslimin menyatakan: "Dan siapkanlah untuk menghadapai musuh, dengan
kekuatan apa saja yang kamu sanggupi...". Di ayat lainnya, Al-Quran berpesan kepada kaum muslimin pentingnya
memiliki kesiapan militer untuk menghadapi kemungkinan adanya ancaman musuh. Berdasarkan pesan-pesan Al-Quran
inilah, pasca revolusi Islam, angkatan bersenjata Republik Islam Iran berusaha membangun kekuatannya untuk
menghadapi ancaman musuh. Agresi militer Rezim Ba'ats melawan Iran di dekade 80-an, dan ancaman tanpa henti AS,
merupakan pelajaran berharga bahwa Iran mesti memperkuat daya pertahanan militernya di hadapan segala bentuk
agresi musuh.
Kendati Iran pasca revolusi, menghadapi beragam tekanan dan embargo, namun para ilmuan dan teknisi militer Iran
tidak pernah menyerah untuk memajukan kekuatan pertahanan negaranya. Tak heran bila kini Iran berhasil meraih


keberhasilan yang tidak pernah diduga sebelumnya di bidang persenjataan modern. Angkatan bersenjata RII, saat ini
berhasil membuat dan mengembangkan berbagai bentuk roket, seperti roket darat ke darat, darat ke laut, dan darat ke
udara. Begitu pula di bidang pembuatan helikopter dan pesawat tempur, para ilmuan Iran berhasil mencapai kemajuan
yang menarik di bidang ini. Sejumlah pesawat tempur berteknologi tinggi baik berjenis tanpa awak maupun standar,
berhasil dibuat oleh Iran.


Angkatan darat militer Iran juga berhasil membuat peralatan perang modern lainnya seperti, tank, panser, meriam, dan
beragam bentuk senjata personal. Begitu pula di matra laut, kekuatan pertahanan laut Iran juga berhasil menorehkan
prestasi gemilang. Seperti pembuatan beragam jenis kapal perang dan perahu cepat militer serta beragam persenjataan
penting lainnya. Di bidang perangkat militer elektronik, Iran juga berhasil membuat gebrakan baru di bidang ini. Tak
heran jika kini Iran menyatakan siap mengadapi ancaman perang elektronik.
Kemajuan mengagumkan Iran di bidang industri militer membuat sejumlah negara kian tertarik menjalin kerjasama
dengan Iran. Saat ini, Iran telah mengekspor hasil-hasil industri militernya ke 57 negara.
Indonesian Radio(new)
http://  



FASILITAS URANIUM  

Teheran, Tribun - Iran mengumumkan rencananya untuk membangun 10 reaktor pengayaan nuklir dalam upaya untuk memperluas program nuklirnya, dua hari setelah lembaga atom PBB, International Atomic Energy Agency (IAEA), marah besar karena adanya kegiatan rahasia di tempat tersebut. Demikian dilansir Reuters, Senin (30/11).

Langkah yang ditempuh oleh Pemerintahan Iran ini makin menyulut ketegangan antara Republik Islam itu dengan sejumlah negara-negara besar.
Sejumlah analis menilai langkah yang ditempuh Iran makin menguatkan dorongan untuk menjatuhkan sanksi lebih ke Iran.
Satu sumber mengatakan ini makin meningkatkan kemungkinan serangan militer untuk segera menghentikan aktivitas atom di mana Washington dan sekutunya mencurigai jika negara itu sedang membangun sebuah bom nuklir, sesuatu yang ditolak oleh Teheran.
Sementara, pihak Gedung Putih mengutuk pengumuman tersebut. "Jika ini benar, maka ini sebuah pelanggaran serius yang dilakukan Iran di bawah sejumlah resolusi PBB dan juga sebuah contoh jika Iran memilih untuk mengisolasi dirinya sendiri," kata Juru Bicara Gedung Putih, Robert Gibbs.
"Waktu makin habis untuk Iran dengan sebuah pesan yang dialamatkan ke komunitas internasional yang khawatir dengan program nuklir. Jerman memperlihatkan keprihatinan yang besar sementara Menteri Luar Negeri Inggris, David Miliband, mengatakan, Iran lebih memilih untuk bersikap provokatif ketimbang siap bekerja sama.
Mark Fitzpatrick, Kepala Analis Poiliferasi di London's International Institute for Strategic Studies, menjelaskan, langkah yang dipilih Iran menunjukkan jika Iran sudah mempersiapkan diri sekiranya mereka akan diserang.
Israel, negara yang satu-satunya dicurigai memiliki senjata nuklir, sudah memberikan isyarat untuk sebuah serangan yang dialamatkan ke fasilitas Iran jika proses diplomasi menemui jalan buntu.
Sementara, Washington sudah menyatakan menentang upaya serangan yang akan dilakukan Israel.
"Saya katakan jika pengumuman yang dikeluarkan Iran membuat serangan militer semakin dimungkinkan," kata Fitzpatrick.
Fasilitas pengayaan nuklir yang baru ini akan memiliki skala yang sama dengan komplek pengayaan di Natanz dan reaktor itu akan dibangun dalam kurun waktu dua bulan ke depan. Demikian diberitakan radio pemerintah Iran, IRIB.
Kepala Energi Atom Iran, Ali Akbar Salehi, menyatakan, mereka akan membangunnya sehingga mereka bisa melindunginya dari serangan militer.
"Iran memiliki alasan untuk tidak menghentikan aktivitas pengayaan ini," kata Salehi.
Jumat, pekan lalu, IAEA, marah besar setelah dipastikan jika Iran membangun sebuah  lembaga pengayaan yang tempatnya dirahasiakan di sekitar wilayah pegunungan Qom, sebagai tamabahan di Natanz. (wid)

Siapkan Kapal Tak Berawak
Sementara, untuk mempersiapkan diri dari segala kemungkinan terjadinya sebuah serangan, Angkatan Laut Iran memberikan bantuan ke Tentara Garda Revolusioner untuk tanggung jawab penuh di wilayah Teluk jika terjadi sebuah konflik. Demikian hasil penelitian dari Lembaga Intelijen Angkatan Laut AS dan dilansir Reuters.
Berdasarkan hasil pengamatan, tampak sejumlah kapal penyerang dan kapal pengangkut misil berseliweran di Selat Hormuz dan juga Tentara Korps Garda Revolusi Angkatan Laut Iran yang dikenal dengan nama IRCGN.
Tentara Garda Revolusioner secara teratur melakukan perbaikan kinerja. Tentara Garda Revolusioner juga sudah melakukan kerja sama dengan China, Korea Utara (Korut), dan Italia di bidang desain dan teknologi. Negara-negara ini bekerja sama di bidang militer dan juga komersial.


Kini, negara itu sudah menempatkan sejumlah kapal angkata laut tercepat di Teluk Persia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tentara Garda Revolusioner juga sedang mengembangkan sebuah kapal tak berawak. Sebagai bentuk reorganisasi yang dimulai pada tahun 2007, Angkatan Laut Iran yang dikenal dengan nama IRIN masuk ke Teluk Oman. (wid)

persiapan iran
*Iran menyiapkan angkatan lautnya dengan makin meningkatnya ketegangan terkait program nuklirnya
*Hasil penelitian yang dilakukan dinas intelijen AS adalah para pemimpin Iran akan menutup Selat Hormuz jika diserang
*Iran akan menutup 30 persen suplai minyak ke pasar dunia

BANTUAN

”Pimpinan tertinggi militer Iran itu juga mengomentari kemampuan militer Iran untuk menutup Selat Hormous, yang menghubungkan Teluk Persia dan Laut Oman. Dia mengatakan, "Posisi pantai dan ketinggiannya sangat mungkin bagi militer Iran untuk mampu mengunci dan menutup rapat-rapat selat Hormouz dan dapat dengan mudah memblokir setiap kapal yang akan melewati selat tersebut.”

Pada awal Juli 2008, Iran melakukan latihan perang untuk mendemontrasikan kemampuan pertahanan Iran menghadapi kemungkinan serangan militer AS dan Israel terhadap instalansi nuklirnya. Jafari menegaskan bahwa manuver militer tersebut telah mencapai seluruh target yang ditentukan.


Pernyataan pimpinan Garda Revolusi Iran tersebut disampaikan setelah sehari masa tenggang yang diberikan Barat dan AS bagi Iran untuk menghentikan proses pengayaam uraniumnya telah habis. Sementara itu, AS melalui Wakil Tetapnya di PBB mendesak DK PBB untuk memperberat sangsi ekonomi dan militer kepada Iran, agar negara ini lebih kooperatif dan bersikap lunak terkait program pengembangan teknologi nuklirnya. [syarif/press/www.suara-islam.com]
Hizbullah Siap Hadapi Israel Kembali
Hizbullah Siap Hadapi Israel Kembali
Panglima Sayap Militer Hizbullah, Nabel Farouq, mengatakan Hizbullah telah berhasil membangun armada militernya dan siap membalas setiap aksi provokasi Israel. “Kekuatan Hizbullah saat ini telah menjadi lebih kuat dari waktu-waktu sebelumnya. Ketika Hizbullah lebih kuat, maka akan mampu mencegah Israel untuk membuka perang baru di kawasan Timur Tengah. Kami sesungguhnya tidak ingin memulai perang baru, tapi kami harus selalu dalam keadaan siap,” kata Nabel Farouq dalam pernyataan persnya di Lebanon, Ahad (3/8).

Menurut Harian the Telegraph, Hizbullah telah berhasil membangun armada dan kekuatan persenjataan rudalnya hanya dalam waktu 2 tahun. Kelompok ini diperkirakan telah memiliki sekitar 30 ribu rudal jangka pendek dan mePanglima Sayap Militer Hizbullah, Nabel Farouq, mengatakan Hizbullah telah berhasil membangun armada militernya dan siap membalas setiap aksi provokasi Israel. “Kekuatan Hizbullah saat ini telah menjadi lebih kuat dari waktu-waktu sebelumnya. Ketika Hizbullah lebih kuat, maka akan mampu mencegah Israel untuk membuka perang baru di kawasan Timur Tengah. Kami sesungguhnya tidak ingin memulai perang baru, tapi kami harus selalu dalam keadaan siap,” kata Nabel Farouq dalam pernyataan persnya di Lebanon, Ahad (3/8).

Menurut Harian the Telegraph, Hizbullah telah berhasil membangun armada dan kekuatan persenjataan rudalnya hanya dalam waktu 2 tahun. Kelompok ini diperkirakan telah memiliki sekitar 30 ribu rudal jangka pendek dan menengah, padahal setelah perang di Lebanon tahun 2006, Hizbullah hanya memiliki 10 ribu rudal. Menurut harian ini, Hizbullah telah memiliki rudal Zilzal buatan Iran dan rudal jenis C802 anti kapal perang.
Terkait kedekatan hubungan Hizbullah dengan Iran, Nabel Farouq tidak mengingkari adanya hubungan itu “Kami tidak mengingkari ketergantungan Hizbullah terhadap dukungan dan bantuan militer Iran. Hizbullah menyampaikan ucapan terima kasih kepada setiap negara yang telah memberikan dukungan bagi Hizbullah,” ujarnya. Namun Nabel Farouq menolak menyebutkan secara detail sumber-sumber persenjataan yang dimiliki Hizbullah.

Menanggapi kemungkinan Israel melancarkan serangan militer terhadap Iran, Nabel Farouq meragukannya, karena Israel mengetahui dengan pasti akibatnya yang fatal jika berani melancarkan serangan tersebut.

Menurutnya, perang Lebanon tahun 2006 telah memberikan pelajaran yang pahit bagi Israel dan mereka tentu tidak menginginkannya terulang lagi. Tidak satu-pun target Israel berhasil dicapai dalam perang Lebanon.

Israel Terus Memprovokasi

Pernyataan Panglima Sayap Militer Hizbullah sebagai respon atas maraknya aksi penelpon gelap dari Israel yang mengancam penduduk Lebanon agar menghentikan dukungannya terhadap Hizbullah. Menurut Menteri Telekomunikasi Lebanon, Jiran Basel dalam pernyataan persnya di Beirut bulan lalu, ratusan warga Lebanon mengaku mendapat ancaman melalui telepon dari seseorang yang menGaku mewakili negara Israel. Para penelpon itu memperingatkan penduduk Lebanon agar tidak bersimpati kepada Hizbullah.

Seorang warga Lebanon yang mengaku menerima ancaman telepon itu, mengatakan, “Para penelepon itu berbicara dalam bahasa Arab dan meminta penduduk Lebanon tidak memberi dukungan atau simpati kepada Hizbullah, jika melakukannya, maka Israel akan kembali melancarkan serangan militer yang mematikan.” [syarif/alj/www.suara-islam.com]